Minggu, 13 November 2016

Akselerasi RXZ Tak Kalah dari Ninja

Salam Ijoku

Bagi brother yang sudah remaja di tahun 1980-an akhir atau dewasa di tahun 1990-an, pasti kenal dengan kuda besi yang satu ini. Namanya RXZ. Bergenre 'naked bike', salah satu motor sport pabrikan Yamaha ini jadi andalan kaum adam di tahun-tahun tersebut.

Pertama kali muncul di tanah air sekitar tahun 1987, motor ini masih menganut gearbox sama dengan mesin sodaranya RX-King yakni 5 speed bermesin 135cc. Nah, pada tahun 1990 Yamaha menelurkan RXZ dengan 6 speed sampai terakhir tahun 1998. Di tahun itu, sang legenda yang sudah tenar sebelum hadirnya Kawasaki Ninja akhirnya sudah tidak diproduksi lagi di Indonesia.

Oh iya, sampai lupa jelasin spesifikasinya. Motor ini berkubikasi 135cc dua langkah/ 2 Tak dengan sistem pendingin udara. Untuk tenaga maksimalnya kira-kira 20 PS (15 kW) @ 8.500 rpm. Sedang bore x stroke: 56.0 x 54.0 mm. Untuk menghentikan laju motor ini, pihak Yamaha hanya membekali dengan satu rem cakram di depan, sedang rem belakang masih teromol. Bahkan peleknya juga masih jari-jari alias belum pakai pelek racing.

Kali ini, saya akan sedikit curhat perihal motor beken ini (di jamannya..he..he..he..). Sebab, saya sendiri punya pengalaman dengan RXZ. Sekitar tahun 2001, saya pernah pinjam ini motor dari tetangga. Motor pinjaman itu keluaran 1997 dan bekas motor korekan full, lantaran pernah dipakai untuk bali (balap liar). Pernah kalah juga tentu pernah menang dari RX-King maupun Ninja.

Saat mencobanya, meski mesin sudah kembali standar tetapi aura balap di motor ini masih berbekas. Tarikannya sangat enteng khas motor 2 Tak. Sekali tarik gasnya, badan serasa terdorong ke belakang. Tetapi saya dulu belum berani coba Top Speed ya karena motor pinjaman. Ha..ha..ha.. Tetapi saat pakai ini motor rasanya benar-benar mantab.

Barulah di tahun 2008, saya beli Yamaha RXZ untuk mengobati rasa 'pengen' saya memiliki kuda besi ini. Setelah muter-muter di Yogya dan sekitarnya, akhirnya dapat RXZ tahun 1997 warna hitam dengan list ungu dan biru. Kondisinya lumayan standar dan layak dibawa pulang. Setelah diservice dan diganti dengan blok silinder standar 135 cc, motor ini lumayan kencang. Kira-kira larinya bisa mencapai 140 kpj.

Tak puas dengan kecepatan segitu, saya ganti dengan knalpot racing buatan SMR Jogja. RXZ ini akhirnya bisa lari dengan lebih gila. Tentu karena sebelumnya saya hanya mengendarai Suzuki Shogun 125cc yang Top Speed-nya mentok diangka 115 kpj saja. Dengan knalpot racing dan disetting karburatornya, Top Speed bisa tembus diangka 170 kpj. Memang kalau urusan rpm bawah, motor ini rada lambat, tetapi jika bisa mainin kopling tangan dan naik ke rpm atas, motor ini langsung melesat jauh. Pokoknya urusan akselerasi, Yamaha RXZ tak kalah dari Kawasaki Ninja.

Sampai akhirnya saya sudah merasa ketakutan dengan ini motor ya dijual lah kemudian. Gimana ga takut, setiap naik motor ini pengennya gas polll terus. Ya demi keselamatan pengendara, RXZ saya jual tahun 2009. Tetapi sebagai penggantinya saya beli Suzuki Satria F 150. Ha..ha..ha.. Podo wae jane.. Podo banter e.. Oke deh, sekian pengalaman saya dengan Yamaha RXZ, motor lumayan keren dijamannya..he..he..he..
Inilah penampakan motor RXZ saya:


5 komentar: